Pages

Subscribe:
SELAMAT DATANG DI BLOG INI

Labels

Minggu, 26 Februari 2012

FORTUNA


Hafyzov
26 January 2012
Fortuna, kau gadis yang cantik seperti mereka. Boleh jadi kau cantik seperti judul tulisanku kemarin, CANTIK. Mungkin bagi lelaki lain, cantikmu tak terlalu mewah dan istimewa. Tapi tentu tidak bagi lelaki yang punya alasan berbeda kala ia bertemu kamu di tempat dan di jarak jarak yang cukup dekat. Lelaki itu menilaimu bukan seperti penilaian mereka. Dia mau dan mampu menilaimu mewah, istimewa, dan apa adanya. Namun sayang lelaki itu tak mau hadir dalam tulisanku untuk aku katakan siapa dia sebenarnya. Dia menolak.
Fortuna, dia sering mengatakan padaku tentang sesungguhnya gerangan apa yang terjadi. Ternyata kamu dan dia tak memiliki sekat seperti ruang kelas ini, ketika kamu dan dia sama sama duduk di deretan bangku di ruangan ini. Lelaki itu mampu melihatmu. Sama seperti kamu. Lelaki itu sama sekali tak membantah.
Fortuna, lelaki itu adalah sosok yang sering melihat jilbabmu melambai kala tertiup angin lembut. Lelaki itu juga yang sering berpapasan denganmu di jalan ini, di kelas ini, lelaki itu juga yang sering menyaksikan kamu tersenyum bahkan berdiri di hadapanmu. Namun, siapapun dia, yang mana orangnya, dia hanya mengatakan padaku, dia tak bisa hadir dalam narasi panjang tulisanku ini. Dia hanya menitipkan judul Fortuna ini kepadaku, untukmu. Saat aku tanyakan, “cintakah kau kepadanya?”, dia tak menjawab, ia hanya tersenyum. Dia menjadikan senyumnya sebagai bahasa yang hanya bisa dimengerti dirinya saja.
Fortuna, suatu saat kau mungkin akan mengerti juga tentang laki laki itu, seperti kau mengerti sesuatu yang kemudian tak lagi membuatmu tak mengerti di kemudian hari. Aku berdoa semoga kamu dan dia bertemu dan berpapasan kembali sampai kamu dan dia kembali duduk di ruang tanpa sekat ini, kembali duduk dan berdiskusi bersamamu dalam tiap tiap kesempatan terbaik. Bukan cinta yang ingin dia utarakan. Bagi lelaki itu, belum waktunya untuk berkata penting dan mengatakan cinta seutuhnya disini, dan lelaki itu juga masih lebih suka membahas sesuatu yang bisa membuatnya tak ragu lagi tentang apa saja, termasuk dunia putri yang selalu menjadi bagian publikasi omongan orang laki laki, termasuk aku juga lelaki itu. Ketika dia mulai suka, mungkin dia juga akan melangkah diiringi ucapan bismillah.

Kamis, 23 Februari 2012

JUJUR, IMPIAN TERINDAHKU, MENIKAHIMU!


Hafyzov
20-02-2012
Impian terindahku adalah memilikimu sepanjang masa. Dari masa lalu, saat ini, dan selanjutnya, aku selalu ingin memilikimu. Mulai dari senyummu, lirikanmu, belaianmu, juga jiwa ragamu seutuhnya bukan milik siapapun.
Keindahan itulah yang sanggup memanggilku tuk memiliki impian seindah ini. saat ini aku sudah terlalu bosan dengan pacaran, yang selalu membuat kau dan aku mentok saat berhadapan dengan nilai religius yang selalu kuingat dan kupegang erat erat. Bagiku, Pacaran itu hanya sebatas rasa yang tersekat nilai nilai itu. berkutat hanya dengan cinta, rindu, dan cemburu, tak lebih yang terkadang hanya obsesi keserakahan untuk memiliki kecantikan dan ketampanan belaka. Pacaran hanya membuat aku tak bisa melakukan lebih padamu, meski sebatas meraih jari jemarimu, akupun akan berhadapan dengan dosa saat aku beranjak melangkahi nilai itu.
Impianku selalu merindukan waktu untuk bersamamu seperti musik dan nyanyian kasidah kasidah cinta. aku terbata untuk berkata. Aku ingin mengatakan ini padamu. Dengan ragu kukatakan, aku ingin kau segera halal buatku selamanya. Itulah impian terindah yang selalu menjadi kekayaan lelaki yang kumiliki sampai saat ini. karena lelaki hanya untuk wanita, seperti wanita untuk lelaki.
Sementara, aku harus berhenti membanggakan impian, kekayaanku itu, saat logikaku selalu membantah impianku dengan pertimbangannya. Logikaku ternyata tak sesiap impianku ini untuk memilikimu dengan situasiku saat ini. Karena untuk memilikimu, tak cukup dengan berbekal bismillah saja, atau bahkan nekat. Bila teringat logikaku, aku kadang melupakan impian terindah itu. tapi aku tak melupakan keinginanku ini untuk memilikimu selamanya. Kau akan menjadi parcel terindah di musim musim terindah bagi siapapun lelaki yang memilikimu, termasuk aku.
Namun, aku benci pacaran, aku bosan pacaran, umpatku dalam hati. Aku ingin dirimu menjadi “pacar” yang halal kusentuh selamanya. Aku berjanji, aku akan datang kepadamu saat aku benar benar menjadi lelaki yang siap mengatakan tentang sumpah setia itu. nanti, nanti, pasti aku akan datang, insya Allah. Jujur, impian terindahku, menikahimu!!!.

Minggu, 19 Februari 2012

DANAU KASTOBA: antara Keindahan dan Misterinya


Hafyzov
Danau Kastoba (Bawean:Talaghe), nama yang sudah tak asing lagi di benak masyarakat Bawean, bahkan sampai ke luar Bawean. Danau Kastoba ini merupakan satu dari beberapa objek wisata yang tersedia di pulau Bawean ini. danau ini terletak di dusun Candi, Desa Paromaan, kecamatan Tambak.
Sebagai persembahan alam, tentunya Danau Kastoba ini menjadi hadiah terindah alam untuk masyarakat Bawean. Keindahan pesonanya sanggup memanggil masyarakat untuk mengunjunginya. Biasanya hal itu terjadi di waktu liburan akhir tahun pelajaran sekolah, lebaran, dan waktu liburan lainnya. Aktivitas itu masih berlaku sampai sekarang. Danau Kastoba tak hanya menjadi objek wisata, melainkan juga bisa menjadi sarana memancing ikan Mujair bagi para pengunjung. Dilingkari pepohonan hijau yang perawan membuat udara disekitar danau begitu sejuk dan teduh. Airnya yang jernih, tak jarang membuat visitor terpancing untuk mandi dan berenang.
Sebagai objek wisata yang terletak di atas gunung, dengan sarana yang seadanya tentu sedikit menyulitkan pengunjung. Pengunjung harus melalui jalan kecil di tebing gunung. Namun kesulitan itu tak mengurangi keindahan di sepanjang jalan menuju lokasi, karena pengunjung dapat menyaksikan suguhan pemandangan lain nun jauh disana yang hijau. Sampai tulisan ini ditulis, entah sudah berapa kali tulisan tentang danau Kastoba ditulis.
Berbicara Danau Kastoba, keberadaannya juga tak bisa lepas dari cerita cerita mistis yang penuh misteri. Bahkan menurut peristiwa terjadinya, danau Kastoba merupakan bekas kerajaan raja jin (Lihat cerita pulau Bawean karya Zulfa Usman). Banyak cerita cerita masyarakat yang berkembang mengenai hal hal misteri di danau tersebut. Tentang ular naga misalnya yang menurut cerita sering menghanyutkan diri saat air sungai meluap, atau pusaran air di tengah danau yang dapat menarik siapa saja yang mendekat. Bahkan terjadinya longsor di Candi 2008 silam, Ada yang mengatakan disebabkan ulah “penunggu” danau Kastoba yang marah. Bila berbicara misteri, memang sulit dinalar dengan logika dan lebih sering menegangkan dan menakutkan. Namun, Terlepas dari segala misteri tersebut, bagaimanapun danau Kastoba adalah kekayaan alam Bawean yang perlu dilestarikan.

Zackya

Hafyzov
Setelah dzuhur, saat itu Syawal 1433 H. di desa Batumerah, Asam Belimbing.
Siang itu di sebelah rumah mantan pak Kades yang kini menjadi wakil rakyat, Lahan kosong yang biasanya dipakai remaja untuk bersepak takraw itu telah menjadi saksi ramainya desaku. Beberapa perlombaan diadakan persis seperti tahun tahun sebelumnya, menghidupkan tradisi yang sempat vakum dua tahun lalu. Seperti biasa, ada panjat pinang dengan segenap hadiah menarik diatas sana. Pinang dengan tinggi tujuh meter yang sudah dibuang kulit dan telah diolesi bahan bahan pelicin seperti mentega, minyak kelapa, dan bahkan oli Mesran, tapi bukan pelicin dalam istilah istilah dunia politik. Diatas sana ada sarung, mie sedaap satu kardus, bahkan bendera bendera kecil berupa warna merah biru uang seratus ribuan dan lima puluh ribuan, bahkan uang dollar. Iya atau tidak, yang jelas uang atau apa yang akan diambil pemanjat nantinya merupakan hak mereka. Pokoknya ketentuannya, yang naik itu cuma diperbolehkan mengambil satu jenis saja. masih ada lagi lomba memecahkan kendi yang diisi air, ada lomba makan telur, yang pesertanya anak anak. Semua lomba itu sama sama memiliki daya tarik masing masing tanpa harus mengatakan lomba ini dan lomba itu.
Sorak sorai suara masyarakat seakan tak memedulikan panas matahari pukul 13:30. Apalagi anak anak, mereka seakan telah memasang persiapan untuk bersiap jika bisa untuk menyelesaikan setiap lomba itu dengan kemenangan. Begitulah keramaian itu. warga desaku sama sama tumplek blek disitu. Tua muda, laki perempuan ada disitu. Pengumuman panitia dengan pengeras suara begitu jelas kalau sebentar lagi lomba dimulai. “kepada para peserta lomba makan telur segera mempersiapkan diri”, begitu bunyi pengumuman itu. kulihat adikku yang masih kelas lima juga turut serta. “itu kan adikmu”, Tanya Samsul padaku. “iya. dasar anak bandel”, desisku gemas. “biasalah bro, namanya saja anak anak”, timpalnya datar. Aku hanya mengiyakannya sambil menunjuk peserta lomba makan telur yang ternyata kesulitan menelan telur. Kulihat beberapa panitia membantu memberikan air kepada peserta yang kesulitan menelan telur tersebut. Mereka keselek.
Sambil menunggu acara panjat pinang dimulai, tiba tiba Samsul menyenggolku, “kamu bawa ponsel?”, Tanya Samsul. “iya bawa, oh iya aku lupa”, jawabku. Sebenarnya aku memang bawa ponsel. Untung saja si Samsul mengingatkan, andai tidak, Ponsel Nokia 5610ku masih akan terus menghuni saku celanaku. “kita foto saja atau ambil videonya”, seru Samsul. “usul yang bagus”, balasku. Akhirnya aku dengan Samsul sama sama beraksi. Masih asyik aku melakukan aksi itu, ketika aku memutar tubuhku untuk merekam video di sebelah selatan, aku melihat sosok gadis cantik berjilbab panjang putih. Yang jelas bukan sosok gadis berpakaian putih berambut panjang dan menyeramkan. “itu Zackya khan?”, tanyaku kepada Samsul. “iya, kenapa?”, katanya balik nanya. “gak apa apa”, jawabku tanpa menampilkan mimik apa apa di wajahku. Benar dugaanku, dia Zackya. Aku memang tau dia. Dulu, waktu aku masih kelas enam MDU, dia masih kecil sekali, bahkan sering aku melihatnya, saat itu dia digendong ibunya. Zackya, cucu Kyai yang sangat disegani di desaku itu ternyata telah tumbuh menjadi gadis cantik, bahkan mungkin lebih manis dari Zakiyah Nurmala di film Sang Pemimpi sekalipun. Dia bak bunga pada saat menjadi kuntum kuntum yang menularkan keharuman untuk indera penciuman siapapun, bahkan kumbang kumbang dan kupu kupu sekalipun. Aku tau kalau dia saat ini telah kelas satu MA di PPs Al Falah, Gubug tegal, Asam Belimbing.
Sekarang aku mengakui kalau gadis gadis di desaku begitu cantik dan jelita. Mereka adalah bunga desa, tak hanya itu, mereka juga telah menghiasi kecantikannya itu dengan ilmu agama dari apa yang telah ia peroleh dari Pesantrennya, itu yang semakin menambah semarak dalam aura yang terpancar dari wajahnya. Aku juga mengakui kalau Zackya lebih cantik dan lebih anggun dibanding mantan kekasihku ataupun Nafilah, gadis yang membuatku jatuh hati sejak aku kelas I MA dulu. Zackya, Zackya, wajahmu sungguh sebersih namamu. Agak lama kuarahkan rekaman videoku kepadanya, namun terkadang juga harus kualihkan takut ada orang orang yang curiga kepadaku. Tapi kurasa orang orang itu tak mungkin curiga apa apa padaku. “Semoga suatu saat aku dapat mengenal dia lebih dekat lagi”, harapku. Hati kecilku kemudian mengamininya. Amin.
Enam bulan kemudian….Rabi’ul Awwal 1433 H. di PPs Al Hasan, Jalan Agung, Tanahpura.
Saat aku membuka facebook, iseng iseng aku sempat mencari nama Zackya di searching facebook, ternyata isengku kali ini sedang mujur lagi, kemarin iseng iseng ikut lomba menulis artikel juga juara I. Aku bisa menemukan facebook dia. “yes! Aku tak salah lagi” pekikku dengan mata berbinar, setelah aku melihat foto manisnya disana. Tanpa menunggu lama, aku mengklik saja permintaan pertemanan, terkirim. Namun entahlah, sampai sekarang masih belum ada laporan permintaanku itu diterima atau ditunda. Yang jelas aku yakin dia belum membuka facebooknya lagi. Aku berharap Zackya akan menerima permintan pertemananku. Terimalah, Zackya.

KEMBANG


Hafyzov
01 Pebruary 2012
Sendirian Kafa menengok taman sekolahnya, tempat dimana dulu ia biasa melihat keindahan. Kemudian ia meraih dan memetik kuntum kembang mawar itu. ia terlihat indah bersama duri duri berkenduri yang siap melukai siapapun yang menyentuhnya. Kafa mencium kembang itu. kafa menemukan aroma wangi, lebih dari itu, ia teringat seorang gadis yang selama ini menemaninya, sahabatnya. Kirana. Bagi Kafa, Ia sahabat yang cantik dan baik hati. Entah kemana dia sekarang. Tanpa kabar, tanpa berita. Lima tahun sudah jarak dan waktu memisahkan mereka, tapi bukan hati mereka. Kembang mawar itu masih dipegangnya. Kemudian Kafa menciumnya kembali. Kafa teringat saat Kirana mengatakan padanya, “Kafa, kamu tau tidak nama kembang ini?”, seraya menyodorkan kembang itu. “ya. Aku tau”, jawab Kafa datar. Kirana hanya bertanya itu, lalu ia pergi meninggalkan Kafa yang masih asyik duduk di area taman bunga itu. kafa masih memegang kembang pemberian Kirana. Bunga itu masih terus disimpan oleh Kafa.
Beberapa hari setelah itu, di tempat seperti biasa Kirana bertanya kembali tentang kembang itu. “Kembang itu masih kusimpan, Kirana”, ujar Kafa jujur sambil melihat kumbang kumbang yang terus berputar di sekeliling kembang kembang itu. “buat apa kamu menyimpannya”, Kirana bertanya lagi. “bukankah kembang itu pasti layu dan kering?”, Kirana melanjutkan pertanyannya. “Aku hanya ingin meyimpannya saja Kirana, barangkali kamu ingin mengambilnya kembali”, jawab Kafa. “Bunga itu kering karena ia tak mau terpisah”, ujar Kafa melanjutkan. “seperti keringnya hatiku ketika aku tak disampingmu Kafa”, seru Kirana dalam hatinya.
Sejauh ini, meski keduanya begitu dekat, mereka tak mau memandang semuanya lain dari sahabat. Untuk saat ini mereka masih ingin bersahabat, karena bagi mereka persahabatan itu mampu menumbuhkan kebersamaan yang sama sekali berbeda dengan cintanya pacaran. Kalaupun sebenarnya ada satu titik perasaan suka, mereka menyimpan perasaan itu dalam dalam. Namun entah kenapa titik itu kini lambat laun dan perlahan bukan berwujud satu titik kecil lagi. Kafa sendiri tak memungkiri jika ia semakin suka dengan tingkah Kirana, sahabatnya itu. satu hal yang tak pernah disadari Kafa. Dia tak menyadari pertanyaan pertanyaan Kirana tentang kembang. Sebenarnya Kirana melukiskan cintanya melalui metafora kiasannya terhadap kembang kembang. Kirana merasa senang sekali ketika duduk damai disisi Kafa. Kafa baginya telah cukup, seperti arti nama Kafa, cukup.
Kirana begitu berharap suatu saat nanti, ia mendapatkan satu kalimat yang lebih harum dan lebih indah dibanding kembang itu. cinta. Ya cinta dari Kafa, itu saja. “Kafa, aku akan menunggu cinta darimu”, lirihnya suatu saat ketika Kirana sendiri.
Di sebuah kesempatan yang lain, Kirana masih terus bertanya tentang kembang itu kepada Kafa. “Kafa, kamu suka kembang tidak?’, Tanya Kirana. Kafa tak menjawab iya atau tidak, ia hanya mengatakan, “itulah mengapa aku menciumnya”, jawabnya datar seraya menatap wajah sahabatnya itu. “kalau kembang yang kamu suka?”, Kirana kembali bertanya sambil mencium kembang itu berulang ulang. “seperti kembang yang selalu kau petik”, ujar Kafa. “Aku sebenarnya lebih suka kepada pemetiknya, kamu”, seru Kafa dalam hatinya.

***
Memang suatu saat selalu ada waktu sebagai bagian untuk bersama dan ada bagian untuk berpisah. Kalau sudah tiba waktunya, kebersamaan itu akan menjumpai perpisahan, seperti kembang kembang lepas dari tangkainya setelah sekian lama bersama. Bagi Kirana waktu itu serasa cepat sekali berputar. Rasanya waktu ia sama sama memetik kembang itu baru kemarin pagi. Apapun yang terjadi memang sudah waktunya berpisah. Berpisah dengan sahabat sahabat terbaik, termasuk Kafa. Sahabat terbaiknya. “Kirana, kita hanya terpisah jarak dan waktu. Hati kita bersatu Kirana”, ucap Kafa di satu kesempatan di taman itu. taman itu menjadi saksi, kembang itu menjadi saksi bahwa mereka berdua akan terpisah. Kembang kembang seakan turut mengerti kesedihan mereka. Kesedihan sahabat. “Kafa, aku tak tau kapan kita akan bertemu kembali”, seru Kirana. Ada kesedihan tergurat nyata dari wajah cantiknya. Wajah cantik itu bermuram durja. “aku berjanji takkan melupakanmu, Kafa, kirana melanjutkan ucapannya. Kafa tersenyum, “aku akan selalu mengingatmu saat aku mencium aroma kembang ini”, ujar Kafa. Ternyata di pertemuan itu, Kafa masih belum mengatakan kisah perasaannya. Kisah perasaan untuk seseorang yang kini berdiri di hadapannya, Kirana. “Kirana, suatu saat kamu pasti akan tau tentang arti kembang ini”, Kafa mengucapkan kata kata yang membuat Kirana berteka teki. Ucapan Kafa telah membuat Kirana tersentak dan membuat jantungnya cepat berdetak. Dia menebak dalam hatinya bahwa arti yang diucapkan Kafa adalah cinta untuknya. Namun cepat cepat ia menata hatinya. “Kafa, aku yakin, meski bukan kini, esok atau lusa, kau juga pasti tau”, balas Kirana dengan kalimat yang penuh teka teki juga. Kali ini, jantung Kafa berdetak tak keruan.
Hari ini, Kafa benar benar menepati janjinya. Setiap kali ia mencium aroma kembang itu, ia selalu teringat pertemuannya dengan Kirana. Ia tak tau dimana Kirana sekarang. Yang ia tau dan ia ingat hanyalah ucapan ucapan Kirana yang belum terungkap maknanya. Kafa baru teringat bahwa semalam ia memimpikan Kirana. Ia masih memberikan kembang itu. “Kirana, kaulah sebenarnya kembang itu”, ucapnya lirih. Kirana, kaulah kembang itu. Kafa baru mengerti. Kemudian ia tersenyum.