Pages

Subscribe:
SELAMAT DATANG DI BLOG INI

Labels

Sabtu, 29 September 2012

HIDUP INI


Hafyzov
23 Mei 2012
Hidup ini penuh dengan KEREPOTAN
Kalau kau tak mau REPOT, kau tak usah hidup
Hidup ini penuh dengan BELEPOTAN
Kalau kau tak mau BELEPOTAN, kau tak usah hidup
Hidup ini penuh dengan PEREBUTAN
Kalau kau tak mau BEREBUT, kau tak usah hidup
Hidup ini penuh dengan KETERLIBATAN
Kalau kau tak mau TERLIBAT, kau tak usah hidup
Hidup ini penuh dengan KETERIKATAN
Kalau kau tak mau TERIKAT, kau tak usah hidup
Hidup ini penuh dengan KEBERATAN
Kalau kau tak mau BERAT, kau tak usah hidup
Hidup ini penuh dengan KESEPAKATAN
Kalau kau tak mau SEPAKAT, kau tak usah hidup
Hidup ini penuh dengan KEPENATAN
Kalau kau tak mau PENAT, kau tak usah hidup
Hidup ini penuh dengan KETERKEJUTAN
Kalau kau tak mau TERKEJUT, kau tak usah hidup
Hidup ini penuh dengan PERSAHABATAN
Kalau kau tak mau BERSAHABAT, kau tak usah hidup

MALAM

Hafyzov
20-09-2012
MalaM
Menerkam alaM
Menjadi hitaM
KelaM
SuraM
Sesaat kemudian rembulan tenggelaM
Ada seraM
Di sebelah terdengar suara berdebaM
Kulirik jam tajam tajaM
12 tengah malaM

La Vita Nova

Hafyzov
19 Mei 2012

Mungkin aku tak setulus itu kepadamu. Loyalitasku kadang terjangkit kebosanan. Ketika aku memandang gadia lain, aku selalu tergoda. Mereka kadang dan sering tampak lebih cantik darimu. Sementara kini, aku lupa tentang cintaku. Apakah aku mencintaimu karena kecantikanmu atau sebaliknya?.

Akhir akhir ini, loyalitasku semakin dicoba. Aku sering bentrok denganmu. Hanya gara gara sms yang tak dibalas. Jika aku memang keliru, aku minta maaf. Tapi sebentar, sebenarnya kamu atau aku yang benar? Dan yang salah siapa?. Kau terus ngotot bilang aku.

Seminggu yang lalu, kau menuduhku selingkuh. Kini kau memvonisku playboy. Aku bersabar. Pelan pelan kutanyakan. Kau ternyata menebak sebuah nama. Astaga!! Alangkah kagetnya aku. Kau menuduh aku selingkuh dengan adikku. Adik kandungku sendiri. Tuduhan mentah, impossible, dan sampah. Disini mungkin salahku juga, kenapa aku tak memperkenalkan adikku kepadanya?. Akhirnya kau juga minta maaf. Aku tau meski aku benar dalam masalah ini, dia bukan orang yang salah.

Suatu hari kau bilang padaku, “aku tau, kau sayang padaku. Namun kau tak boleh berlebihan dengan rasa sayangmu itu. aku khawatir ketika aku atau justru kau sendiri berubah. Aku hanya wanita, kau yang menilaiku cantik, bukan aku. Ketahuilah bahwa aku tak sempurna, kau yang memilihku. Aku juga tak bisa untuk menebak isi hatimu. Tentang kesetiaanmu. Aku tak tau seberapa lama kau akan mencintai dan menyayangiku. Bila sampai nanti, mungkin seperti itulah harapanku. Aku juga sayang kepadamu. Aku ingin memilikimu, sebagai harapan terbesarku. Harapan itu “meraksasa” dalam hatiku. Bila kau benar benar siap, pintalah aku kepada orang tuaku. Itu akan lebih baik untuk menghindari segenap kabar angin yang akan memojokkan kita ke sudut pergumulan kehidupan yang asing”.

Aku terharu mendengarnya. Terima kasih, kau mau percaya padaku sampai kau memberiku harapan sebaik itu. pada kata katamu, sebenarnya aku harus berpikir berkali kali untuk tak menerima pernyataanmu. Tapi sama sekali aku tak sesiap itu. bismillah saja tentu tak cukup. Kau sendiri dan aku saja masih kuliah, kau tau itu. aku menghormati ucapanmu. Bila kau mau menungguku, silahkan. Cuma disini aku tak menyempatkan diriku untuk berjanji. Yang jelas, bila ada seseorang yang lebih dulu mengetuk pintu rumahmu, jika dia bukan aku, kurasa dia lebih siap.

Jika aku harus memintamu sekarang, rasa rasanya aku malu. Malu sekali kepada ayah ibumu. Aku takut mereka menertawakanku dan bertanya, “jaminan apa yang bisa membuat aku percaya padamu, pemuda? Kau ini nekat”. Bulir bulir di sudut matamu berkata bahwa kau menangis. Kau tetap menginginkan aku. Aku meyakinkanmu bahwa apa yang kau terima nantinya itulah yang terbaik. Percayalah janji Allah tak pernah bohong.

Kini, kau tersenyum ketika aku menghadiri resepsi pernikahanmu. Aku yakin itu senyum bahagia milikmu. Kau bersanding dengan suamimu, sahabat karibku di pelaminan. Aku ucapkan: “BARAKALLAHU LAKA WABARAKA ‘ALAIKA WAJAMA’A BAINAKUMA FI KHAIR”.

Sungguh aku tak menderita dengan hal ini. dia yang menyarankanku dulu supaya tak terlalu habis habisan untuk menyayanginya. Kurasa ini yang terbaik buat dia juga buat aku.

Dia telah menyempurnakan separuh keimananannya. Dia juga telah patuh kepada sunnah nabinya. La Vita Nova, selamat menempuh hidup baru.

Atika

ATIKA
Hafyzov
22-09-2012

kalA
aku tak bisa mendebaT
aku ingin memahamI
arti setiap kehendaK
cintA