Real Madrid Club de Fútbol (pengucapan
bahasa Spanyol: [reˈal maˈðɾið ˈkluβ ðe ˈfutβol]),
atau biasa dikenal dengan nama Real Madrid saja, adalah sebuah klub sepak bola
profesional yang berbasis di kota Madrid,
Spanyol.
Didirikan pada 6 Maret 1902 dengan nama Madrid
Club de Fútbol, tim ini menggunakan gelar Real ("dari
kerajaan") setelah Raja Alfonso XIII dari Spanyol memberikan izin resmi
kepada klub tersebut pada Juni
1920. Real Madrid telah
bermain di Divisi Utama Liga Spanyol (Primera División) yang disebut
sebagai La Liga
sejak awal kompetisi ini dimulai, tahun 1928, dan merupakan klub tersukses di
Spanyol berdasarkan jumlah trofi juara yang telah mereka raih.[2]
Bersama FC Barcelona
dan Athletic Bilbao, klub ini menjadi salah satu
klub yang belum pernah terdegradasi ke divisi bawah. Klub ini juga merupakan
salah satu klub terbaik abad ke-20 menurut FIFA. Mereka telah meraih
32 gelar La Liga,
18 gelar Copa del Rey, 8 Piala Super Spanyol, 9 gelar Piala Champions/Liga Champions UEFA, 2 Piala UEFA,
1 Piala Super Eropa, dan 3 Piala Interkontinental.
Kostum tradisional Real Madrid adalah
putih-putih, sehingga dijuluki Los merengues (Tim putih). Stadion
kandangnya adalah Stadion Santiago Bernabéu yang berkapasitas
80.354 penonton. Real Madrid sendiri memiliki rivalitas cukup sengit terutama
dengan Barcelona (dikenal sebagai El Clásico)
dan klub sekota Atletico Madrid (dikenal sebagai El Derbi madrileño).
Sejak tahun 2000-an, Real Madrid dikenal
sebagai tim yang gemar membeli pemain-pemain mahal berkelas dunia, sehingga
diberikan julukan baru, yaitu Los Galácticos (tim galaksi). Klub ini
juga dikenal sebagai salah satu klub terkaya di dunia, dengan penghasilan
sebesar 438,6 juta Euro pada
tahun 2011.[3][4]
SejarahAwal mula (1902—1945)
Awal
mula Real Madrid dimulai saat sepak bola diperkenalkan ke Madrid oleh para
akademisi dan mahasiswa dari Institución libre de enseñanza yang di
dalamnya termasuk beberapa lulusan dari Universitas Oxford dan Universitas Cambridge. Mereka mendirikan Football
Club Sky pada 1897 yang kemudian kerap bermain sepak bola secara rutin pada
hari Minggu pagi di Moncloa. Klub ini kemudian terpecah menjadi dua pada tahun
1900, yaitu: New Foot-Ball de Madrid dan Club Español de Madrid.[5]
Klub terakhir terpecah lagi pada tahun 1902 yang kemudian menghasilkan
pembentukan Madrid Football Club pada tanggal 6 Maret 1902.[1]
Tiga tahun setelah berdirinya, pada tahun 1905, Madrid FC merebut gelar pertama
setelah mengalahkan Athletic Bilbao pada final Copa del Rey.
Klub ini menjadi salah satu anggota pendiri dari Federasi Sepak Bola Kerajaan Spanyol
pada 4 Januari 1909 ketika presiden klub Adolfo
Meléndez menandatangani perjanjian dasar pendirian Asosiasi Sepak
Bola Kerajaan Spanyol. Dengan beberapa alasan, klub ini kemudian pindah ke Campo
de O'Donnell pada tahun 1912.[6]
Pada tahun 1920, nama klub diubah menjadi Real Madrid setelah Alfonso XIII dari Spanyol memperbolehkan
klub menggunakan kata Real—yang berarti kerajaan—kepada klub ini.[7]
Pada tahun 1929, Liga Spanyol
didirikan. Real Madrid memimpin musim pertama liga sampai pertandingan
terakhir, namun saat itu secara mengejutkan mereka kalah oleh Athletic Bilbao
yang menyebabkan gelar yang sudah hampir pasti diraih, direbut oleh Barcelona.[8]
Real Madrid akhirnya berhasil memenangkan gelar La Liga pertama mereka pada
musim 1931—32. Real kemudian berhasil mempertahankan gelarnya pada tahun
selanjutnya dan sukses menjadi klub Spanyol pertama yang menjuarai La Liga dua
kali berturut-turut.[9]
Era Santiago Bernabeu dan
kesuksesan di Eropa (1945—1978)
Pada tahun 1955, berdasar dari ide yang diusulkan
oleh jurnalis olahraga Perancis dan editor dari L'Equipe,
Gabriel Hanot,
Bernabéu, Bedrignan, dan Gusztáv Sebes
menciptakan sebuah turnamen sepak bola percobaan dengan mengundang klub-klub
terbaik dari seluruh daratan Eropa. Turnamen ini kemudian menjadi dasar dari Liga Champions UEFA yang berlangsung saat ini.[13]
Di bawah bimbingan Bernabéu, Real Madrid memantapkan dirinya sebagai kekuatan
utama dalam sepak bola, baik di Spanyol maupun di Eropa. Real Madrid
memenangkan Piala Eropa lima kali berturut-turut antara tahun 1956 dan 1960, di
antaranya kemenangan 7–3 atas klub Jerman,
Eintracht Frankfurt pada tahun 1960.[12]
Setelah kelima berturut-turut sukses, Real secara permanen diberikan piala asli
turnamen dan mendapatkan hak untuk memakai lencana kehormatan UEFA.[14]
Real Madrid kemudian memenangkan Piala Eropa untuk keenam kalinya pada tahun
1966 setelah mengalahkan FK Partizan 2–1 pada pertandingan final dengan
komposisi tim yang seluruhnya terdiri dari pemain berkebangsaan Spanyol,
sekaligus menjadi pertama kalinya dalam sejarah pertandingan Eropa.[15]
Tim ini kemudian dikenal lewat julukan "Ye-ye". Nama
"Ye-ye" berasal dari "Yeah, yeah, yeah" chorus dalam lagu The Beatles
berjudul "She Loves You" setelah empat anggota
tim berpose untuk harian Diario
Marca mengenakan wig khas The Beatles. Generasi "Ye-ye"
juga berhasil menjadi juara kedua Piala Champions pada tahun 1962 dan 1964.[15]
Pada 1970-an,
Real Madrid memenangi kejuaraan liga sebanyak 5 kali disertai 3 kali juara
Piala Spanyol.[16]
Madrid kemudian bermain pada final Piala Winners UEFA pertamanya pada tahun 1971 dan
kalah dengan skor 1–2 dari klub Inggris, Chelsea.[17]
Pada tanggal 2 Juli 1978, presiden klub Santiago Bernabéu meninggal ketika Piala Dunia FIFA sedang berlangsung di Argentina.
FIFA kemudian menetapkan
tiga hari berkabung untuk menghormati dirinya selama turnamen berlangsung.[18]
Tahun berikutnya, klub mengadakan Kejuaraan Trofi Santiago Bernabéu sebagai bentuk
penghormatan pada mantan presidennya tersebut.
Naik turun, generasi Quinta
del Buitre, dan Piala Eropa ketujuh (1980—2000)
Pada awal 1980-an,
Real Madrid seperti kehilangan cengkeramannya di La Liga dan mereka membutuhkan
waktu beberapa tahun untuk bisa kembali lagi menuju ke atas melalui bantuan beberapa
bintang baru. Keberhasilan para bintang baru tersebut kemudian disebut oleh
jurnalis olahraga Spanyol sebagai era generasi La Quinta del Buitre
("Lima Burung Nazar"), yang berasal dari nama el buitre
("burung nazar"),
julukan yang diberikan kepada salah satu pemain Madrid saat itu, Emilio Butragueño. Anggota lainnya adalah Manuel Sanchís,
Rafael Martín Vázquez, Miguel Pardeza,
dan Míchel.
Dengan La Quinta del Buitre (kemudian berkurang menjadi empat anggota
ketika Miguel Pardeza meninggalkan klub dan pindah ke Real Zaragoza
pada 1986) dan pemain terkenal seperti penjaga gawang
Francisco Buyo,
bek kanan Miguel Porlán Chendo, dan penyerang
Meksiko Hugo Sanchez,
Real Madrid berhasil bangkit dan memiliki kekuatan terbaik di daratan Spanyol
dan Eropa pada paruh kedua tahun 1980-an. Hasilnya juga cukup signifikan:
mereka berhasil memenangkan dua Piala UEFA,
lima gelar Liga Spanyol
berturut-turut, satu Piala Spanyol, dan tiga Piala Super Spanyol. Pada awal 1990-an, La
Quinta del Buitre resmi berpisah setelah Rafael Martín Vázquez, Emilio
Butragueno, dan Míchel meninggalkan klub.
Era saat ini (2000—sekarang)
Para
pemain Real Madrid pada tahun 2007. Beberapa bulan usai meraih gelar Eropa
kedelapannya, Real Madrid memilih presiden yang baru pada Juli 2000 dan yang
terpilih adalah pengusaha Spanyol, Florentino Pérez.[19]
Dalam kampanyenya ia berjanji untuk menghapus utang klub dan memodernisasi
fasilitas klub. Namun janji utamanya yang mendorong Pérez kepada kemenangan
saat pemilihan adalah pembelian Luís Figo
dari seteru abadi Madrid, yaitu Barcelona.[20]
Tahun berikutnya, klub membangun kamp pelatihan yang baru dan menggunakan uang
yang mereka dapat dari tahun sebelumnya untuk memulai perekrutan pemain
bintang—yang oleh jurnalis Spanyol disebut sebagai "Los
Galácticos"—dengan mengontrak pemain-pemain seperti Zinédine
Zidane, Ronaldo, Luís Figo, Roberto
Carlos, Raúl González, dan David Beckham.
Sempat menjadi perdebatan ketika pemain-pemain yang dibeli oleh Perez gagal
menunjang prestasi klub, namun berhasil tertutupi oleh gelar Liga Champions
kesembilan Madrid pada tahun 2002 yang disusul gelar Piala Interkontinental pada tahun yang
sama dan diakhiri gelar La Liga pada tahun 2003. Namun sejak 2003 sampai 2006,
sekalipun diisi barisan pemain bintang, klub gagal meraih satupun piala.[21]
Ramón Calderón kemudian terpilih sebagai
presiden klub pada 2 Juli 2006 dan kemudian ia mengangkat Fabio Capello
sebagai pelatih baru dan Predrag Mijatović sebagai direktur sepak bola
yang baru. Real Madrid memenangkan gelar La Liga pada tahun 2007 untuk pertama
kalinya dalam empat tahun. Tetapi hanya beberapa saat usai memenangi gelar
tersebut, Capello langsung dipecat.[22]
Pada musim 2007—2008, Real Madrid memenangkan liga domestik ke-31 kalinya di
bawah asuhan pelatih Jerman,
Bernd Schuster.[23]
Serba-serbi
Lambang dan kostum
Lambang klub pertama Real Madrid adalah desain
sederhana dengan sebuah jalinan dekoratif dan tiga huruf kapital yang
dituliskan sebagai "MCF" yang merupakan singkatan dari Madrid Club de
Futbol yang dibalut warna biru gelap dalam kostum warna putih. Perubahan
pertama lambang klub terjadi pada tahun 1908, ketika mereka mengadopsi bentuk
yang lebih ramping dan penempatan huruf inisial klub di dalam lingkaran.[28]
Perubahan berikutnya dari logo kemudian tidak terjadi sampai Pedro Parages
menjadi presiden klub pada tahun 1920. Pada saat itu, Raja Alfonso XIII memberikan nama tambahan bagi
Madrid, yaitu "Real" yang diterjemahkan secara bebas sebagai
"Kerajaan" yang kemudian membuat klub dikenal dengan nama "Real
Madrid".[29]
Sebagai perubahannya, mahkota simbol kerajaan dari Alfonso ditambahkan ke
bagian atas logo dan kemudian menjadi gaya tersendiri dari klub Real Madrid
Club de Futbol.[28]
Seiring pembubaran monarki pada tahun 1931, semua simbol-simbol kerajaan
(mahkota di bagian atas logo dan kata-kata Real) dihilangkan. Mahkota kemudian
digantikan oleh strip murbei gelap yang mencirikan Region Castile.[9]
Pada tahun 1941—dua tahun setelah berakhirnya Perang Saudara Spanyol—simbol dan tulisan
"Corona Real" atau "Royal Crown" yang sempat dihilangkan,
dipulihkan dan dipadukan dengan garis murbei Castile.[11]
Selain itu di bagian atas logo juga dibuat penuh warna, dengan warna emas yang
paling signifikan, dan klub ini kembali disebut Real Madrid Club de Futbol.[28]
Modifikasi terbaru di bagian atas logo terjadi pada tahun 2001 ketika klub
ingin lebih menonjolan citra untuk abad ke-21
dengan menstandarkan bagian atas logonya. Salah satu modifikasi yang dilakukan
adalah mengubah garis murbei biru tua dengan warna biru yang agak cerah.[28]
Warna tradisional kostum Real Madrid untuk
pertandingan kandang adalah putih, meskipun awalnya mengadopsi garis miring
biru di kaus mereka (desain itu disimpan di logo klub), tetapi sekarang ini
desain tersebut tidak dipakai lagi. Kaus kaki pertama yang dipakai berwarna
biru gelap.[8][30]
Kaus bergaris biru kemudian digantikan oleh kaus polos berwarna putih yang
mengadopsi model dari klub Corinthian F.C.
pada tahun 1902.[31]
Pada tahun yang sama, kaus kaki biru diganti dengan warna hitam. Pada awal 1940-an,
manajemen tim mengganti model kostum mereka dengan menambahkan kancing pada
kaus mereka dan penempatan logo klub di sebelah kiri yang bertahan sampai saat
ini. Pada 23 November 1947, dalam pertandingan melawan Atletico Madrid di Stadion Metropolitan, Real Madrid menjadi tim
Spanyol pertama yang mengenakan kaus bernomor.[11]
Sementara, warna tradisional kostum Real Madrid untuk pertandingan tandang
adalah hitam atau terkadang ungu.
Perlengkapan klub saat ini diproduksi oleh Adidas yang kontraknya
dimulai sejak tahun 1998.[32][33]
Kaus pertama Real Madrid disponsori oleh Zanussi,
yang disepakati untuk musim 1982—1983, 1983—1984, dan 1984—1985. Setelah itu,
Real Madrid disponsori oleh Parmalat dan Otaysa, sebelum kontrak jangka
panjang dijalin bersama Teka pada tahun 1992.[34][35]
Pada tahun 2001, Real Madrid mengakhiri kontrak mereka dengan Teka dan untuk
satu musim digunakan logo Realmadrid.com untuk mempromosikan situs web resmi
klub. Kemudian, pada tahun 2002, mereka megadakan kesepakatan yang
ditandatangani dengan Siemens Mobile dan pada tahun 2006, logo BenQ Siemens
muncul di kaus klub.[36]
Sponsor di kaus klub Real Madrid saat ini adalah bwin.com menyusul masalah
keuangan yang dialami BenQ Siemens.[37][38]
Periode
|
Pemasok
kostum
|
Sponsor di
kaus
|
1980—1982
|
|
Tidak ada
|
1982—1985
|
|
1985—1989
|
|
|
1989—1991
|
Reny Picot
|
1991—1992
|
Otaysa
|
1992—1994
|
Teka
|
1994—1998
|
|
1998—2001
|
|
2001—2002
|
Tidak ada
|
2002—2005
|
|
2005—2006
|
|
2006—2007
|
|
2007—kini
|
|
Stadion
|
|
Nama lama
|
|
Lokasi
|
|
Mulai
pembangunan
|
|
Dibuka
|
|
Direnovasi
|
1982, 2001
|
Diperbesar
|
1953, 1992,
1994, 2011
|
Pemilik
|
Real Madrid
|
Permukaan
|
Desso
GrassMaster
|
Biaya
pembuatan
|
|
Arsitek
|
Manuel Muñoz
Monasterio, Luis Alemany Soler; Antonio Lamela (perluasan)
|
Kapasitas
|
81.254
(stadion), 4.200 (suite)
|
Rekor
kehadiran
|
120.000 orang
(Real Madrid–Fiorentina, 30 Mei 1957)
|
Ukuran
lapangan
|
|
Pemakai
|
Real Madrid
(1947—kini)
Spanyol (1947—kini)
|
Setelah pindah kandang ke Campo de O'Donnell pada tahun 1912—yang kemudian
bertahan untuk sebelas tahun—[6]
klub kemudian pindah kandang ke Campo de Ciudad Lineal selama setahun. Campo de
Ciudad Lineal merupakan sebuah tanah kecil dengan kapasitas 8.000 penonton.
Setelah itu, Real Madrid pindah kandang ke Stadion Chamartín yang diresmikan pada tanggal
17 Mei 1923
dengan pertandingan melawan Newcastle United.[39]
Pada stadion yang memiliki kapasitas 22.500 penonton ini, Real Madrid merayakan
gelar Liga Spanyol-nya
yang pertama.[8]
Setelah beberapa keberhasilan dan seiring terpilihnya Santiago Bernabéu Yeste sebagai presiden klub,
ia kemudian memutuskan bahwa Stadion Chamartín tidak cukup besar untuk ambisi
klub sebesar Madrid. Ia kemudian membangun sebuah stadion baru yang kemudian
diresmikan pada tanggal 14 Desember 1947.[11][40]
Stadion tersebut adalah Stadion Santiago Bernabéu yang dipakai sampai
saat ini, meskipun stadion ini tidak memakai nama tersebut sampai tahun 1955.[12]
Pertandingan pertama yang diadakan di Bernabéu dimainkan antara Real Madrid dan
klub Portugal C.F. Os Belenenses, dan dimenangkan oleh Real
Madrid dengan skor akhir 3–1, dan gol pertama dicetak oleh Sabino Barinaga Alberdi.[11]
Kapasitas stadion kemudian berubah pada 1953,
seiring renovasi yang dilakukan, sehingga membuat kapasitas penonton memuncak
menjadi 120.000 penonton.[41][42]
Sejak itu beberapa modernisasi dilakukan pada stadion, salah satunya meniadakan
tempat menonton berdiri pada 1998–1999 seiring peraturan UEFA.[41]
Perubahan terakhir dilakukan pada tahun 2003, yaitu peningkatan sekitar lima
ribu kursi sehingga kapasitas stadion menjadi 81.254. Sebuah rencana untuk
menambahkan atap yang dapat dibuka juga telah diumumkan kepada publik.[43]
Pendukung
Hampir pada setiap musimnya, penonton yang
datang memenuhi Stadion Santiago Bernabéu mayoritas diisi oleh para pemegang
tiket langganan yang jumlah totalnya sekitar 68.670 orang.[48]
Untuk menjadi pemegang tiket langganan per musim ini, para calon harus
bergabung ke pendukung klub resmi atau biasa disebut socio. Saat ini
sekurang-kurangnya ada 1.800 kelompok pendukung resmi klub yang tersebar, baik
di Spanyol atau di Dunia. Jumlah rata-rata penonton di stadion setiap kali Real
Madrid bertanding kandang sekitar 65.000 orang. Pencapaian terbaik diraih pada
musim 2004—05, saat jumlah rata-rata penonton yang hadir mencapai 71.900 orang.
Namun, rekor ini kalah dari Barcelona yang memiliki rata-rata mencapai 76.000
orang.[rujukan?]
Pendukung garis keras Real Madrid disebut Ultras
Sur yang termasuk penggemar sayap kanan.
Kelompok penggemar ini memiliki aliansi kemitraan yang dekat dengan kelompok
pendukung S.S. Lazio
yang disebut Irriducibili. Dalam beberapa kesempatan, sering kali
terdapat sejumlah ucapan rasis dari kelompok pendukung ini kepada pihak pemain
dari tim lawan yang kemudian membuat UEFA sempat melakukan investigasi untuk
menyelidiki kasus ini.[49][50]
Rivalitas
El Clásico
El
Clásico yang terjadi pada musim 2008—2009.Dalam
sebuah liga nasional di suatu negara, sering terdapat persaingan sengit antara
dua tim terkuat, dan ini terutama terjadi di La Liga,
di mana pertandingan antara Real Madrid dan Barcelona
dikenal sebagai "Pertemuan Klasik" (El Clásico). Sejak awal
kompetisi nasional dimulai, kedua klub sering dipandang sebagai
pencerminan/wakil dari dua daerah berbeda di Spanyol: Catalunya
dan Castilla,
serta dari dua kota. Persaingan ini mencerminkan berbagai hal, termasuk
ketegangan politik dan budaya antara Catalunya dan Castilla yang merupakan
gambaran umum dari Perang Saudara Spanyol.[51]
Selama era kediktatoran Miguel Primo de Rivera dan terutama Francisco Franco
(1939—1975), semua budaya regional ditekan. Semua bahasa daerah yang dipakai di
wilayah Spanyol, kecuali bahasa Spanyol (Castilla), secara resmi dilarang.[52][53]
Simbolisasi keinginan rakyat untuk kebebasan Catalunya membuat Barcelona
menjadi "lebih dari sekadar klub sepak bola" (més que un club)
untuk masyarakat Catalan. Menurut Manuel Vázquez Montalbán, cara terbaik untuk
orang Catalan untuk menunjukkan identitas mereka adalah dengan bergabung dengan
Barcelona. Hal ini lebih kecil risikonya daripada bergabung dengan gerakan
anti-Franco, dan memungkinkan mereka untuk mengekspresikan ketidakpuasan
mereka.[54]
Di sisi lain, Real Madrid secara luas dilihat
sebagai perwujudan dari sentralisme berdaulat dan rezim fasis di tingkat
manajemen dan di bawahnya. Santiago Bernabeu yang menjadi presiden klub
merupakan seorang pejuang untuk los nacionales.[55][56]
Namun, selama Perang Saudara Spanyol, anggota kedua klub seperti Josep Sunyol
(Barcelona) dan Rafael Sánchez Guerra (Real Madrid) menyerah di
tangan para pendukung Franco.
Selama tahun 1950, persaingan tersebut memburuk
saat ada kontroversi seputar transfer Alfredo Di Stéfano, yang akhirnya bermain untuk
Real Madrid dan merupakan kunci kesuksesan mereka berikutnya.[57]
Pada era 1960-an, kedua klub kemudian bertemu pada Piala Champions lebih dari
dua kali[58]
dan pada tahun 2002, pertemuan antara klub Eropa dijuluki sebagai
"Pertandingan Abad Ini" oleh media Spanyol, dan disaksikan oleh lebih
dari 500 juta orang di seluruh dunia.[59]
El Derbi
madrileño
Klub
tetangga terdekat dari Real Madrid adalah Atletico Madrid yang juga membuat
persaingan ketat antara penggemar kedua tim sepak bola dari ibu kota Madrid
tersebut. Meskipun Atlético awalnya didirikan oleh tiga mahasiswa Basque pada
tahun 1903, mereka kemudian berhasil mendapatkan kekuatan baru pada 1904,
seiring bergabungnya para mantan pemain Real Madrid. Ketegangan lebih lanjut
datang karena pendukung Real Madrid lebih banyak dari kelas menengah, sementara
pendukung Atletico lebih banyak dari kelas buruh dan pekerja. Kedua klub ini
kemudian bertemu untuk pertama kalinya pada 21 Februari 1929 dalam pertandingan
ketiga La Liga dalam musim tersebut. Pertandingan ini sekaligus juga menandai
pertandingan derbi pertama antara dua tim ini. Pada pertandingan tersebut Real
Madrid berhasil menang dengan skor 2–1.[8]
Dalam beberapa kesempatan selanjutnya, mereka kembali bertemu dalam ajang lain,
salah satunya dalam semifinal Piala Champions tahun 1959, di mana Real yang
memenangkan pertandingan pertama dengan skor 2–1 di Santiago Bernabéu dan
dibalas kemenangan 1–0 Atletico di Metropolitano yang membuat pertandingan
harus diulang. Dalam pertandingan ulangan itulah, Real Madrid berhasil menang
dengan skor 2–1. Atletico kemudian berhasil melakukan balas dendam dengan dua
kali mengalahkan Real Madrid dalam Copa del
Generalísimo tahun 1960 dan 1961 saat dilatih oleh mantan
pelatih Real Madrid, José Villalonga Llorente. Real Madrid
telah memenangkan El Derbi madrileño sebanyak 75 kali.
Antara 1961 dan 1989, ketika Real Madrid
mendominasi La Liga,
hanya Atletico yang mampu mencuri kesempatan juara pada saat Real lengah.
Mereka berhasil memenangkan gelar La Liga pada tahun 1966, 1970, 1973, dan
1977. Pada tahun 1965, Atletico menjadi tim pertama yang mengalahkan Real di
Bernabéu dalam kurun waktu delapan tahun. Catatan Real Madrid melawan Atletico
pada masa sekarang sangat menguntungkan bagi kubu Real Madrid.[60]
Kemenangan mengesankan dalam derbi ini terjadi pada musim 2002—03, ketika Real
Madrid merebut gelar La Liga setelah menang dengan skor 0–4 atas Atletico di Stadion Vicente Calderón.[61]
Pemain
Tim-tim Spanyol dibatasi untuk memiliki tiga pemain
tanpa kewarganegaraan Uni Eropa. Skuat berikut hanya memasukkan
kewarganegaraan utama dari setiap pemain; beberapa pemain non-Eropa dalam skuat
memiliki kewarganegaraan ganda dengan sebuah negara anggota Uni Eropa. Juga,
para pemain dari negara-negara anggota ACP—negara-negara di Afrika, Karibia,
dan Pasifik
yang menandatangani Persetujuan Cotonou—tidak dihitung untuk kuota
non-Uni Eropa berdasarkan Hukum Kolplak.
Prestasi
Real Madrid merupakan klub tersukses dalam
sejarah sepak bola Spanyol menurut jumlah gelar juara yang telah mereka
dapatkan,[64]
dengan memenangi 31 kali gelar juara La Liga
dan 9 kali juara Piala Champions/Liga Champions UEFA. Klub ini
juga menerima penghargaan Klub Terbaik Abad ke-20 menurut FIFA
pada 23 Desember 2000.[65]
Selain itu, Madrid juga berhasil menerima FIFA Order of Merit pada tahun 2004.[66]
Sebagai juara 9 kali Liga Champions, Real Madrid diperkenankan untuk mengenakan
lencana kehormatan (badge of honours) pada kaus mereka ketika mereka
bertanding pada pertandingan Liga Champions.[14]
Gelar domestik
Juara (32): 1931–32, 1932–33, 1953–54, 1954–55, 1956–57,
1957–58, 1960–61, 1961–62, 1962–63, 1963–64, 1964–65, 1966–67, 1967–68,
1968–69, 1971–72, 1974–75, 1975–76, 1977–78, 1978–79, 1979–80, 1985–86,
1986–87, 1987–88, 1988–89, 1989–90, 1994–95, 1996–97, 2000–01, 2002–03,
2006–07, 2007–08, 2011–12
Peringkat kedua (20):
1929, 1933–34, 1934–35, 1935–36, 1941–42, 1944–45, 1958–59, 1959–60, 1965–66,
1980–81, 1982–83, 1983–84, 1991–92, 1992–93, 1998–99, 2004–05, 2005–06,
2008–09, 2009–10, 2010–11
Juara (18): 1905, 1906,
1907, 1908, 1917, 1934, 1936, 1946, 1947, 1962, 1970, 1973–74, 1974–75, 1980,
1981–82, 1988–89, 1992–93, 2010–11
Juara kedua (19):
1903, 1916, 1918, 1924, 1929, 1930, 1933, 1940, 1943, 1958, 1960, 1961, 1968,
1978–79, 1982–83, 1989–90, 1991–92, 2001–02, 2003–04, 2011-2012
Juara (9): 1988, 1989*,
1990, 1993, 1997, 2001, 2003, 2008, 2012
Juara kedua (4):
1982, 1995, 2007, 2011, 2012
(* Memenangi Copa del Rey dan La Liga)
Juara (1): 1947
Juara (1): 1985
Juara kedua (1):
1983
Gelar Eropa
Juara (9): 1955–56*,
1956–57, 1957–58, 1958–59, 1959–60, 1965–66, 1997–98, 1999–2000, 2001–02
Juara kedua (3):
1961–62, 1963–64, 1980–81
(* Juara untuk kali pertama dalam sejarah)
Juara (2): 1984–85,
1985–86
Juara kedua (2):
1970–71, 1982–83
Juara (1): 2002
Juara kedua (2):
1998, 2000
Gelar dunia
Juara kedua (2):
1966, 2000