Hafyzov
16-02-2013
“Kalimat
ini bukan istimewa. Hanya kalimat lamaku yang sebagiannya – mungkin – ada yang
terlupa dalam dialogku”.
Jika saja cinta ini memang
menyatukan, tentu saja perpisahan ini bukan kesimpulannya. Namun kehidupan
mengajarkan bahwa tak selamanya harapan berbanding lurus seperti kenyataannya. Hidup
ini pilihan. Bila kenyataan sulit untuk ditolak, kita harus siap siap
menerimanya. Sekalipun itu sulit. Dan kesulitan itu bukan berarti menjadi
kesimpulan bahwa kehidupan berakhir disini.
Bila kita memang harus
memilih jalan berbeda, itu karena jalan yang kita lalui tak kunjung menunjukkan
cara untuk membuat kita lebih berarti. Mungkin melalui jalan berbeda inilah
yang akan menunjukkan bahwa ini cara terbaik.
Kita harus lebih memilih
tegar daripada harus menyesal. Akupun mengakui memang sulit. Hingga – mungkin –
menuntut salah satu merasakan luka. Kemudian sakit. Tapi relakanlah. Memang luka
itu sakit, namun tak apa. Suatu saat, nanti sakit itu juga akan sembuh dan
pulih, meski mungkin sedikit tersisa bekas.
Mungkin akupun masih sulit
untuk melenyapkan segenap tentangmu. Dan sampai saat ini, kau terlampau sulit
untuk aku lupakan. Kapan aku bisa melupakanmu itu bukan bagian janjiku. Tapi aku
tak putus asa untuk terus meyakinkan diriku bahwa diriku mampu untuk segera
melupakannya. Daripada ketika kuingat, justru akan menyisakan sebuah beban,
sesalan, dan frustrasi. Kita telah membebaskan diri dari apa
yang telah kita tinggalkan.
Jika selama ini cintaku
padamu merupakan sebuah kesalahan, itulah sisi sisi manusiawi yang tak pernah
terhindar dariku. Biarkan kenyataan ini mejadi kebenarannya. Maafkan aku.
0 komentar:
Posting Komentar