Pages

Subscribe:
SELAMAT DATANG DI BLOG INI

Labels

Sabtu, 26 November 2011

Risalah cinta


Melati, kehadirannya muncul begitu saja, tanpa bisa Aku prediksi sebelumnya. Entah apa yang membuat kehadirannya memunculkan nuansa indah dan berbeda dalam kehidupanku. Dia seolah hujan yang menyetorkan kesejukan untuk kerontang bumi pertiwi. Dia seolah semilir angin yang menyejukkan suasana.
Sebenarnya, ingin kutepis segala perasaan itu. Lama Aku berpikir. Jujur, Aku terpikat oleh keindahan Melati. Ingin ku menepi dari situasi itu Tapi, Aku malah begitu terpojok untuk sekadar melarikan perasaanku kepada kebebasan dan kemerdekaan. Sebuah situasi yang sungguh tak bisa kutebak dan penuh misteri, meski tak menakutkan seperti hantu, horor, dan mistis.
Ingin kubeberkan rahasiaku kepadanya, tapi Aku tak tau harus dengan apa Aku akan membongkarnya?. Apa hanya dengan kejujuran saja?. Aku seperti terlalu bodoh, stupid, dan perhitungan dengan pertanyaan pertanyaan itu, hingga terus saja pertanyaan itu menghalangi niatku seperti tetes tetes hujan deras yang menghalangi dan mengurungkan langkah manusia untuk pergi ke arah manapun yang mereka damba. Hingga rahasia itu tergeletak dan terabaikan begitu saja.
Ketika Aku tetap saja seperti sebelumnya, hanya bisa diam dan tak ada orang yang mengerti semua ini, kecuali sunyi dan sepi yang selalu menemani kesendirianku saat Aku rebahkan tubuhku untuk melepas lelahku. Hingga Aku benar benar terlelap dalam suasana yang membuatku tak punya alasan untuk tidak menerimanya.
Waktu terus saja berganti menghadirkan perubahan, perlahan Aku menemukan keindahan dalam sosok indah Mawar ketika Aku tak punya cara untuk memiliki Melati yang entah dimana. Mawar pun bersemi dan tumbuh dalam kehidupanku. Ia memberiku warna yang tak pernah kudapati sebelumnya. Ia mampu mewarnai hati dan hidupku dengan ketulusan lukisan terindahnya. Namun, siapa yang bisa memastikan keadaan? Mawarpun menjadi layu dan tak sesegar saat Ia mampu memberikan keindahan buatku. hatikupun tak berwarna dan muram, semuram kelabu awan cumulus, membuatku gerimis. Hilang semua warna itu. Kelabu, gelap dan hitam.
Ketika muram begitu lama membuatku sepi akan warna indah itu, kucoba meraih Melati. Mungkin Aku terlalu berharap, tapi, barangkali kali ini harapanku takkan membuatku putus asa, seperti itu kata hatiku. Kukatakan padanya tentang semua ini, tentang perasaan indah yang cukup“kronis” itu. Perasaan indah yang menderaku selama betahun tahun tanpa bisa kusembuhkan. Entah apa yang sesungguhnya terlintas di benak Melati, sebanyak Aku mengatakan, sebanyak itu pula Ia tak bisa menjawab. Ia tak mampu memberi alasan, Ia hanya bisa memberiku sebuah pesan yang selalu membuatku penuh enigma, prediksi, pertanyaan, teka teki, dan tebakan. Isyarat hati ingin meringankan deraan itu, malah keadaan menjadi tak berbanding lurus dengan semuanya. Sambil terpekur, Aku bergumam,”mungkinkah ini hanya sebuah ambisi, dan obsesi masa lalu yang tak pernah dapat tertuang dalam kenyataan?. Ahh….sungguh Aku tak mengerti. Sama sekali.

0 komentar:

Posting Komentar